Bekam telah menjadi salah satu terapi alternatif yang populer di masyarakat Indonesia. Namun, ada perbedaan antara terapi bekam kering dan basah yang perlu dipahami sebelum memilih jenis bekam yang tepat. Pertanyaannya, mana yang lebih efektif?
Menurut dr. M. Syamsul Arifin, SpKJ, terdapat perbedaan mendasar antara bekam kering dan basah. “Bekam kering dilakukan tanpa penggunaan api, sedangkan bekam basah melibatkan penggunaan api untuk menciptakan sedotan pada kulit,” jelas dr. Syamsul.
Dari segi efektivitas, terapi bekam basah diklaim lebih efektif dalam membersihkan racun-racun dalam tubuh. Menurut dr. Siti Nurul Hidayah, SpKK, “Dengan memakai api, bekam basah mampu menarik racun-racun keluar dari tubuh sehingga proses detoksifikasi menjadi lebih efektif.”
Meskipun begitu, dr. Rizky Ananda, ahli terapi bekam, menekankan bahwa bekam kering juga memiliki manfaatnya sendiri. “Bekam kering lebih cocok untuk orang yang memiliki kulit sensitif atau takut dengan api. Teknik ini tetap dapat merangsang sirkulasi darah dan meredakan nyeri pada tubuh,” tambah dr. Rizky.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kedua jenis terapi bekam memiliki manfaat kesehatan yang sama-sama baik. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine menemukan bahwa bekam kering dan basah sama-sama efektif dalam mengurangi nyeri pada penderita osteoarthritis.
Dalam memilih jenis terapi bekam yang tepat, penting untuk berkonsultasi dengan ahli terapi bekam terlebih dahulu. “Setiap individu memiliki kondisi tubuh yang berbeda, sehingga jenis bekam yang efektif juga bisa berbeda-beda,” jelas dr. Syamsul.
Sebagai kesimpulan, baik terapi bekam kering maupun basah memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh. Yang terpenting adalah memilih jenis bekam yang sesuai dengan kondisi tubuh dan kebutuhan masing-masing individu. Jadi, mana yang lebih efektif? Semuanya bergantung pada kebutuhan dan preferensi Anda.